Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Untuk sebuah hati yang tak pernah letih berdoa
Untuk sebuah jiwa yang tak ingin khilaf dalam sujudnya
Ku mohon hanya pada-Mu YA ALLAH
Satukan kami dalam ikatan ukhuwah karena-Mu
Dan kumpulkanlah kami kelak di jannah-Mu
Amiin...
Marilah kita saling berbagi cinta dan menjalin ukhuwah hanya untuk ridho Allah swt... ^_^

Sabtu, Agustus 14, 2010

Untuk Kader dari Kader - Jangan Sampai Orang-orang Tarbiyah Dibenci

Assalaamu'alaykum waromatullooh wabarokaatuh
Bismillaahi ar-rohmaan ar-rohiim
Ba’da tahmid wash-sholawat,
Qolalloohu fil-qur’anil kariim, a'uudzubillaahi minasy-syaithoonirrojiim
"Inahsantun ahsantum lianfusikum. Wa inasa'tum falahaa" (QS. Al-Isro’:7), wa qoola 'aidhon
"Wa likulliwwijhatun huwa muwalliihaa. Fastabiqul khoyroot" (QS. Al-Baqoroh:148)

Wa qoola rasuulullooh saw.
“… Maka jauhilah neraka meskipun dengan setengah kurma. Dan bagi yang tidak bisa, hendaklah dengan perkataan yang baik” (Muttafaq ‘alaih)


Mengenang seseorang yang sangat berarti bagi hidup kita adalah suatu keniscayaan. Terlebih bila seorang yang kita kenang adalah orang mampu mengubah pola pikir dan pandang kita terhadap dunia ini. Dari yang abstrak tak jelas visinya menjadi terang bahwa satu yang dicari, dari yang abu-abu jelas hitam-putihnya dan dari yang tak tersentuh menjadi dapat diraba dan insyaALLAH dapat diraih jika mau berusaha. Itulah sekilas maqom kita sebelum mengenal ISLAM yang syamil-kamil-mutakamil dan sesudahnya.

Dalam note kali ini izinkanlah saya mengenang kata-kata seorang pribadi yang tak pernah saya temui dan saya rasa tak pernah saya akan menemuinya kecuali di surga–insyaALLAH, semoga ALLAH mengumpulkan saya dengan Rasululloh saw. dan orang-orang mukmin di surganya kelak (yang baca note ini juga. Amiin)–. Namun, sungguh beliau telah menginspirasi saya untuk bergabung dalam tandzim suatu jama’ah, hanya melalui sebuah film. Ya, hanya melalui sebuah film yang dibiografikan untuk beliau, Sang Murabbi Mencari Spirit Yang Hilang, mengenang syaikhut tarbiyah: Ustadz Rahmat Abdullah—allahu yarham–.

“Jangan sampai nanti orang-orang tarbiyah dibenci gara-gara orientasi kekuasaan. Dia tidak boleh berbangga dengan bangunannya, lalu tertidur-tidur tidak pernah mengurus urusan hariannya. Tetap dia harus kembali pada akar masalahnya, akar tarbiyahnya, mahabbin, tempat kancah dia dibangun.”

Untuk Kader dari Kader--Prolog

Tempo waktu yang lalu, selama ane di Malang. Alhamdulillah, sempat juga aktif juga update FB di sebarang aplikasinya. Mulai dari status, foto, link, dan notes pun tak ketinggalan [Hmm... Tak habis pikir, pantes gak ya bilang alhamdulillah dalam hal ini. Ah, masa bodo yang penting gak semuanya nihil manfaat].

Jika dibilang suka nulis, emang sih ane suka nulis. Tapi, kalo dibilang pinter nulis, wah itu beda lagi... Kalo yang ini mah gak berani njamin. Namun, paling tidak sempat muncul azzam untuk selalu belajar dan terus berkarya apa pun karya dan bentuknya. Dan salah satunya yang sempat terlahir dalam usaha ini adalah tag "Untuk Kader dari Kader" yang berisi syarah (kalo boleh dibilang syarah sih) dari kutipan nasihat dan petuah Sang Murabbi, Asy-Syaikhut Tarbiyah Indonesia Ustadz Rahmat Abdullah allahu yarham.

Beberapa pekan yang ane habiskan di Malang, alhamdulillah sudah ada beberapa posting dalam notes FB yang telah dipublish. Naah niatnya mau ane posting kembali di blog ini, itung-itung menuhin halaman blog, ya gak? ^_^
Paling tidak semoga yang tidak sempat tergabung dalam FB dan belum bisa membacanya, bisa mendapatkannya dari blog ini. Dan insyaAllah tulisan tag "Untuk Kader dari Kader" akan terus ditambah, mengingat tujuan awal penulisan adalah menjaga fikroh asholah da'wah di era menuju mihwar dauli yang syarat godaan iman ini--insyaAllah.